Jam'iyah Terbesar: Merawat Jagat, Membangun Peradaban
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) berdiri sebagai benteng Ahlussunnah wal Jama'ah di Indonesia, memadukan semangat keislaman dengan rasa cinta tanah air (Hubbul Wathon minal Iman).
Tentang Portal Wawasan Ini
Platform interaktif ini dirancang untuk menyajikan ringkasan komprehensif mengenai Nahdlatul Ulama (NU). Melalui visualisasi data dan navigasi terstruktur, Anda dapat mengeksplorasi sejarah pendirian, memahami struktur organisasi yang kompleks, serta menyelami nilai-nilai moderasi beragama yang menjadi ciri khas NU.
Gunakan navigasi di atas untuk berpindah topik, mulai dari Nilai & Prinsip teologis, hingga data kontribusi NU dalam bidang Pendidikan.
Prinsip Ahlussunnah wal Jama'ah
Fondasi pergerakan NU didasarkan pada pemahaman Islam yang moderat, toleran, dan seimbang. Berikut adalah empat pilar sikap kemasyarakatan (Mabadi' Khaira Ummah) yang menjadi pegangan warga NU. Klik kartu untuk melihat detail.
At-Tawasuth
(Sikap Tengah)
Sikap tengah-tengah, tidak ekstrem kiri ataupun ekstrem kanan. NU mengambil jalan moderasi dalam memahami agama, menyeimbangkan antara wahyu (naqli) dan akal (aqli).
At-Tawazun
(Seimbang)
Sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat, kepentingan pribadi dan sosial, serta menyeimbangkan dalil aqli dan naqli.
At-Tasamuh
(Toleransi)
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan, baik dalam masalah keagamaan (furu'iyah) maupun masalah kemasyarakatan dan kebudayaan. Menghargai perbedaan adalah kunci persatuan.
Al-I'tidal
(Tegak Lurus/Adil)
Sikap tegak lurus menegakkan keadilan dan kebenaran. Tidak berpihak kecuali pada yang benar, serta menjalankan kewajiban dan menuntut hak secara proporsional.
"Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama, dan keduanya saling menguatkan."
Jejak Langkah Sejarah NU
Perjalanan NU tidak lepas dari upaya para ulama pesantren untuk merespon dinamika global (runtuhnya Turki Utsmani dan maraknya Wahabisme di Hijaz) serta dinamika nasional (penjajahan). Berikut adalah linimasa momen-momen krusial.
Embrio Organisasi
Berdirinya Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916 dan Taswirul Afkar (Wahana Pemikiran) pada 1918 oleh KH Wahab Chasbullah sebagai wadah pendidikan politik dan diskusi keagamaan.
Komite Hijaz
Dibentuknya Komite Hijaz untuk mengirim delegasi menemui Raja Ibnu Saud di Arab Saudi, meminta jaminan kebebasan bermazhab dan perlindungan situs-situs sejarah Islam pasca dikuasai Wahabi.
Kelahiran Nahdlatul Ulama
Para ulama berkumpul di Surabaya dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari. Organisasi ini resmi didirikan untuk mewadahi perjuangan tradisi Aswaja dan kemerdekaan. KH Hasyim Asy'ari menjadi Rais Akbar.
Resolusi Jihad
PBNU mengeluarkan Resolusi Jihad yang mewajibkan setiap Muslim (Fardhu 'Ain) dalam radius tertentu untuk berperang melawan sekutu yang ingin menjajah kembali. Pemicu utama Pertempuran 10 November.
Kembali ke Khittah 1926
Di bawah kepemimpinan KH Achmad Siddiq dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), NU memutuskan kembali sebagai organisasi sosial keagamaan dan menerima Pancasila sebagai asas tunggal.
Struktur & Badan Otonom
NU memiliki struktur kepemimpinan ganda: Syuriyah (Legislatif/Tertinggi) yang diisi para ulama sepuh, dan Tanfidziyah (Eksekutif) yang menjalankan roda organisasi. Di bawahnya terdapat Banom (Badan Otonom) berbasis usia dan profesi.
MUSTASYAR
Dewan Penasihat
SYURIYAH
Pimpinan Tertinggi
Rais Aam
TANFIDZIYAH
Pelaksana Harian
Ketua Umum
Badan Otonom Utama (Banom)
Muslimat
Ibu-ibu NU
Fatayat
Perempuan Muda
GP Ansor
Pemuda & Banser
IPNU / IPPNU
Pelajar Putra/Putri
Pagar Nusa
Pencak Silat
Lesbumi
Seniman & Budayawan
ISNU
Sarjana NU
Sarinah
Profesi & Buruh
Data Amal Usaha & Demografi
Kekuatan NU tidak hanya pada jumlah massa, tetapi pada jaringan pendidikan pesantren yang mengakar kuat di pedesaan serta transformasi menuju pendidikan formal modern.
Sebaran Basis Massa (Estimasi)
Distribusi keanggotaan berdasarkan wilayah utama.
Jaringan Pendidikan LP Ma'arif
Proporsi jenis lembaga pendidikan di bawah naungan.
Kontribusi Sosial & Ekonomi
Lembaga Amil Zakat yang mengelola "Koin NU" untuk kemandirian ekonomi umat.
Rabithah Ma'ahid Islamiyah, asosiasi yang menaungi lebih dari 28.000 pondok pesantren.
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk riset dan pelatihan.